1.9 Model Perangcangan Embedded System

Model adalah sebuah pola sederhana dari sebuah sistem yang meng-gambarkan fungsi-fungsi sistem. Model dibuat untuk memudahkan dalam menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Model memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sistem yang sesungguhnya tanpa kehilangan fungsi-fungsi dasar sistemnya. Dengan abstraksi ini perancang dapat membuat rancangan yang sederhana untuk dikembangkan menjadi sistem yang sebe-narnya.

Dilihat dari sudut pandang perancang sistem, terdapat beberapa mo-del perancangan embedded system yang penanamannya disesuaikan dengan perilaku model tersebut. Berikut ini beberapa tipe siklus pemodelan embe-dded system.

1. Model Y-Chart

Model ini dirancang oleh Daniel Gajski pada tahun 1983 model ini disebut y-chart secara gra s terlihat membentuk huruf y. Gajski me-rancang proses pemodelan dengan melihat sistem dari 3 Sisi yang ber-beda yaitu perilaku, struktur, dan sik. Pada sudut pandang perila-ku terdapat 5 abstraksi pemodelan yaitu system, algorirthms, register transfer, logic dan transfer function. Pada sudut pandang struktur ter-dapat 5 abstraksi struktur yang berbeda mulai dari CPU, subsistem buses, ALU register, gate ip op dan transistor. Pada sudut pandang sik terdapat 5 abstraksi yaitu partisi sik, oorplans, module layout, cell layout, dan transistor layout.

Gambar 1.8: Diagram Y-Chart

Pembagian tiga buah sudut pandang ini untuk memudahkan peng-gambaran yang lebih rinci dan terstruktur terhadap sebuah embedded system. Masing-masing domain sudut pandang memiliki 5 buah level yang saling berkorelasi dengan level yang sama pada domain lain. Ti-dak terpisahkan antara struktur, perilaku, dan sik. struktur gerbang dan ip- op hanya dapat menunjukkan perilaku sistem logika tidak bisa menunjukkan perilaku register transfer. Perilaku register transfer dapat ditunjukkan dengan perancangan struktur level ALU, RAM dan komponen yang berada satu level dengan keduanya.

2. Model big-bag (brute force)

Model seperti ini pada dasarnya tidak ada perancangan dan proses sebelum atau selama pengembangan sistem. Perancang melakukan coba-coba atas fungsi yang diperlukan. Big-bag adalah istilah untuk menggambarkan kejadian awal alam semesta yaitu dentuman besar yang tidak teratur. Konsep model Big Bang ini meniru gaya den-tuman besar itu. Fungsi utama dirancang pertama kali diikuti oleh fungsi-fungsi pendukung level berikutnya. Setiap fungsi pendukung dikembangkan lagi dengan membuat fungsi pendukung level berikut-nya. Penambahan fungsi-fungsi ini dilakukan secara modular sehingga satu fungsi dengan fungsi lainnya dapat dikembangkan secara bebas. Pada model bigbag sistem dirancang mulai dari inti proses, fungsi utama. Pengembangan fungsi-fungsi pendukung disesuaikan dengan kebutuhan fungsi-fungsi pendukung dibuat secara eksibel.

Gambar 1.9: Diagram model big-bang

3.  Model Air Terjun

Pada model ini terdapat tahapan-tahapan proses pengembangan sis-tem. Hasil satu tahap dilanjutkan pada tahap berikutnya. Sesuai dengan namanya model ini mirip dengan air terjun berundak. Pada model ini dianut diasumsikan tidak ada proses yang dilakukan secara bersamaan atau paralel.

Masukkan sebuah proses adalah luaran dari proses berikutnya sehing-ga tidak ada dua proses yang dilakukan secara bersamaan. Tahapan dimulai dari pende nisian kebutuhan penggunaan, perancangan, pem-bangunan, pengujian, penerimaan dan implementasi pada model air terjun, setiap proses dianggap berjalan secara baik dan tidak diper-lukan adanya proses perbaikan ke proses sebelumnya.

4. Model rapaid prototyping

Pada model ini pendefenisian kebutuhan pengguna, dilakukan dengan tingkat presisi tertentu. Model ini sangat sederhana terdiri dari dua tahap yaitu: penulisan kode program kemudian mencari dan memper-baiki kesalahan pada program dan mengembangkan fungsi yang be-lum tersedia. Selama belum memenuhi kebutuhan yang disyaratkan, terus dilakukan perbaikan dengan menambahkan fungsi-fungsi. Sete-lah kebutuhan terpenuhi rancangan dianggap selesai. Model ini cocok untuk fungsi-fungsi sistem yang tidak terlalu besar sehingga mudah dalam pemeriksaan dan pencarian kesalahan. Kebutuhan pengguna didefenisikan secara bertahap dimulai saat pengembangan kode untuk pertama kali. Dalam tahap pemenuhan kebutuhan pengguna dimung-kinkan adanya pengembangan dan perbaikan kode program.

Gambar 1.10: Model repaid prototyping

5.  Model paralel

Pasa model paralel terdapat tahapan-tahapan proses perancangan yang dilakukan secara bersamaa-sama yaitu proses perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Proses peracangan secara paralel ini akan mempercepat proses perancangan.

Gambar 1.11: Proses Perancangan Embedded System

Fase-fase perancangan paralel adalah pendefenisian produk, pemisah-an HW/SW, perancangan HW dan SW secara paralel, integrasi HW/SW, pengujian penerimaan dan pemeliharaan. Model ini disebut model pa-ralel karena terdapat dua proses yang dilakukan secara bersama-sama.

Secara umum alur proses perancangan suatu embedded system dimulai dengan spesi kasi rancangan, yaitu penentuan batasan-batasan pro-duk akhir di berbagai metrik.


Fungsionalitas sistem dijelaskan dalam perilaku sistem. Kemudian pe-misahan perangkat keras dan perangkat lunak dilakukan untuk meng-optimalkan rancangan agar memenuhi batasan-batasan produk dari segi biaya maupun kecepatan. Integrasi perangkat keras dan perang-kat lunak dilakukan setelah perancangan rinci masing-masing perang-kat selesai. Perancangan level register dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman perangkat keras. Proses veri kasi dan penguji-an dilakukan untuk memastikan kesesuaian hasil rancangan dengan spesi kasi awal. Proses veri kasi dilakukan hampir pada setiap akhir suatu proses. Hal ini sangat penting untuk melihat apakah hasil akhir telah sesuai dengan spesi kasi awal.



Complete and Continue