1.2 Klasifikasi Embedded System
Kata embedded menunjukkan bagian yang tidak dapat berdiri sendiri. Berbeda dengan sistem digital yang didesain untuk general purpose. Embe-dded system biasanya diimplementasikan dengan menggunakan mikrokon-troler, sistem embedded dapat memberikan respon yang sifatnya real time dan banyak digunakan pada peralatan digital, seperti jam tangan.Embeded system berkisar dari perangkat portable seperti jam digital dan MP3 player, untuk instalasi stasioner besar seperti lampu lalu lintas, pengontrol pabrik, atau mengontrol sistem pembangkit listrik tenaga nuklir. Oleh karena itu embedded System di klasi kasikan menurut suatu System yang tertanam didalamnya.
Embebedde sistem dirancang sedemikan rupa untuk menjalankan suatu sistem khusus untuk menjalankan suatu tugas tertentu, maka untuk berjala-nya suatu sistem tersebuat harus di lenkapi dengan beberapa system sepeti system digital, sistem rangkaian elektronika, artivisual intelgen, adbeck dan Aktuator. untuk kenjalankan suatu sistem maka harus tersusun secara siste-mati agar sistem tertanam dapat menjalankan tuga sesuai fungsi khususnya.
1.2.1 Sistem Embedded berdiri sendiri (Stand Alone)
Sistem embedded yang termasuk kategori ini dapat bekerja sendiri. Sis-tem embedded ini dapat menerima input digital atau analog, melakukan kalibrasi, konversi, pemprosesan data serta menghasilkan output data ke periperal output misalnya display LCD. Contoh alat yang termasuk katego-ri ini adalah konsol video game, MP3 player, kamera digital.
1.2.2 Sistem Embedded Real-Time
Sistem dapat dikategorikan sebagai real-time jika waktu respon meru-pakan hal yang sangat penting. Beberapa tugas tertentu harus dilakukan pada periode waktu yang spesi k. Ada 2 tipe sistem embedded real time yaitu sistem embedded hard real time dan soft real-time.
1. Sistem Embedded Hard Real-Time
Untuk sistem embedded ini, pengerjaan operasi melebihi waktu yang ditentukan dapat menyebabkan terjadinya kegagalan yang fatal dan menyebabkan kerusakan pada alat. Batas waktu respon untuk sistem ini sangatlah kritis yaitu dalam milidetik bahkan lebih singkat lagi. Contohnya penyelesaian operasi yang tidak sesuai waktunya pada sis-tem embedded kontrol rudal dapat menyebabkan bencana. Sistem embedded ini juga dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari misal-nya pada sistem kontrol kantong udara pada mobil. Waktu tunda pada sistem ini dapat mengancam keselamatan pengendara mobil ka-rena kecelakaan biasanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Sistem embedded harus dapat bekerja dengan batas waktu yang sa-ngat tepat. Pemilihan chip dan RTOS sangatlah penting pada sistem embedded hard real-time ini.
2. Sistem Embedded Soft Real-Time
Pada beberapa sistem embedded lainnya keterlambatan waktu respon dapat ditoleransi pada batas tertentu. Pelanggaran batas waktu dapat menyebabkan performansi menurun namun sistem dapat tetap bero-perasi. Contoh alat pada kategori ini adalah mikrowave dan mesin cuci. Walaupun ada batas waktu untuk setiap operasinya namun ke-terlambatan yang dapat ditoleransi dapat dalam hitungan detik bukan milidetik.
1.2.3 Networked Embedded Systems
Sistem embedded jaringan menghubungkan jaringan dengan interface ja-ringan ke sumber akses. Jaringan yang dihubungkan bisa jadi Local Area Network (LAN), Wide Area Network (WAN) atau internet. Sambungan da-pat menggunakan kabel atau nirkabel. Networked embedded system dapat dikategorikan berdasarkan sambungannya tersebut. Namun dalam banyak sistem, penggunaan kabel maupun nirkabel dalam sistem embedded sering dilakukan. Contoh dari LAN networked embedded system adalah sistem pengamanan rumah dimana semua sensor (misalnya pendeteksi gerak, sen-sor tekanan, sensor cahaya ataupun sensor asap) semua terhubung melalui kabel dan dijalankan dengan protokol TCP/IP.
Sistem pengamanan rumah dapat diintegrasikan dengan jaringan sistem pengamanan rumah dengan tambahan jaringan kamera yang dijalankan de-ngan protokol HTTP. Jadi semua sistem embedded dapat dikategorikan se-perti klasi kasi sebelumnya namun pembagiannya tidak mutlak. Subsistem dari sistem embedded jaringan dapat real-time ataupun non real-time. Sis-tem real-time dapat berdiri sendiri atau terhubung dengan jaringan.
Tutorial Arduino UNO R3
Pengenalan Bahasa C dan Board Arduino
Pada zaman digital seperti sekarang ini, teknologi bukan lagi hanya komponen keras saja (hardwere) tetapi juga terdapat eksistensi dari perangkat lunak (softwere). Sama halnya dengan Arduino yang tidak hanya perlu mengerti board-nya saja tetapi juga harus mengerti bahasa pemrograman yang dipakai. Kali ini kita akan membahas mengenai bahasa C serta fungsi-fungsi bagian yang ada pada board Arduino.
1. Bahasa C
Bahasa C diciptakan oleh Brian Kernighan dan Denis Ritchie di Bell Research Labs. Awal mulanya, bahasa C dipergunakan oleh programer untuk dapat mengakses seluruh internal register. Namun, pada awal tahun 1960 sistem operasi komputer menjadi jauh lebih kompleks dan sulit untuk dikembangkan jika hanya menggunakan bahasa assembly (bahasa pemrograman tingkat rendah). Pada akhirnya, bahasa C lah yang dipergunakan untuk mengembangkan sistem operasi diberbagai hardwere salah satunya adalah Arduino.
Dalam melewati berbagai zaman, bahasa C juga mengalami banyak perkembangan sehingga munculah bahasa yang merupakan turunan dari bahasa C seperti: C++, Java Script, PHP, Java, perl dan lain sebagainya. Berbagai turunan bahasa C tersebut hanya berbeda pada sintaks serta format penulisan yang digunakan. Fungsinya tidak lain sebagai sarana programer berkomunikasi dengan komputer.
Dalam struktur dasar bahasa C terdiri dari dokumentasi program, pengarah prapengolahan, deklarasi global, fungsi utama dan fungsi buatan pemrograman.
Berikut adalah sebuah program sederhana yang ditulis dalam bahasa C:
/* Nama file : Program sederhana Contoh program sederhana pada program C*/
#include
int main ( )
{
return 0;
}
2. Board Arduino
Setiap komponen yang ada pada board arduino mempunyai fungsinya masing-masing. Secara general board arduino terdiri dari tiga bagian besar yaitu power, analog pin dan digital pin. Berikut adalah fungsi dari komponen yang ada dalam board arduino
1. USB Soket/Power USB
USB Soket digunakan untuk berkomunikasi secara serial antara komputer dan arduino. USB Soket ini juga digunakan untuk memprogram arduino. Saat USB Soket ini sudah terhubung dengan komputer maka tidak perlu lagi dihubungkan dengan sumber daya eksternal.
2. Power (Barrel Jack)
Port ini digunakan untuk memberikan sumber daya eksternal ke arduino dengan tegangan maksimal 12V AC dan arus maksimal 2A.
3. Voltage Regulator
Komponen ini digunakan untuk menstabilkan tegangan yang masuk pada mikrokontroller
4. Crystal Oscillator
Kristal (quartz crystal oscillator) merupakan komponen yang memberikan detak agar mikrokontroller dapat melakukan sebuah operasi.
5. Pin Reset
Pin ini digunakan untuk mereset secara eksternal program arduino dari awal.
6. 3.3V − Supply 3.3 output volt
7. 5V − Supply 5 output volt
8. GND (Ground)
Dalam board arduino terdapat beberapa ground dengan fungsi yang sama.
9. Vin
Pin ini digunakan untuk memberi sumber daya eksternal selain dari USB soket dan Power.
10. Analog Pins
Dalam board Arduino UNO memiliki enam buah pin analog yaitu A0 sampai A5. Fungsinya untuk membaca nilai analog yang nantinya dikonversikan ke nilai digital antara 0 – 1023 (10 bit).
11. Main Microcontroller
Mikrokontroler merupakan otak dari board Arduino UNO. Mikrokontroller yang sering digunakan adalah ATMEL dengan tipe Atmega32x.
12. ICSP Pin
Pin ini digunakan untuk memprogram board Arduino tanpa memalui bootloader yang disediakan.
13. Power LED indicator
LED yang digunakan sebagai indikator bahwa arduino telah terhubung dengan sumber.
14. TX dan RX LEDs
Indikator yang digunakan untuk mengetahui apakah ada aktifitas mengirim dan menerima data komunikasi oleh TX (transmit) dan RX (receive).
15. Digital I/O
Arduino UNO memiliki 14 pin digital yang berfungsi untuk jalur input dan output secara digital. Adapun fungsi khusus dari beberapa pin ini seperti pin yang berlabel “~” dapat digunakan sebagai pin PWM (Pulse Width Modulation).
16. AREF
AREF merupakan singkatan dari Analog Reference. Pin ini digunakan untuk mengatur tegangan referensi eksternal.
IoT Academy by Indobot.co.id 4 | P a g e
0 komentar